Frenkie de Jong buka suara atas kekecewaan di Barcelona, gelandang berbakat asal Belanda ini ungkapkan kecewa terkait kariernya di Klub Spanyol tersebut.
Bergabung dengan klub raksasa Spanyol tersebut pada tahun 2019, de Jong datang dengan ekspektasi tinggi dan keinginan untuk meraih kesuksesan di tingkat klub tertinggi. Namun, selama empat tahun masa baktinya, ia hanya berhasil mengoleksi sejumlah gelar domestik yang jauh dari harapannya, termasuk satu trofi La Liga, satu Piala Raja, dan satu Piala Super Spanyol.
Kekecewaannya menjadi semakin mendalam saat ia menyadari bahwa pencapaian tim tidak sejalan dengan potensi besar yang seharusnya dimiliki Barcelona. Masalah cedera juga menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada ketidakpuasannya. De Jong menghadapi serangkaian masalah kesehatan, terutama cedera kronis pada ankle yang menghambat performanya di lapangan.
Pada tahun 2024, ia menyatakan bahwa tahun tersebut menjadi periode tersulit dalam kariernya karena dampak cedera yang berkepanjangan, mengakibatkan berkurangnya waktu bermain dan kesempatan untuk menunjukkan kontribusi maksimal. Dengan situasi ini, perannya di tim semakin terancam, terutama di bawah pelatih baru Hansi Flick, yang berusaha membawa perubahan dalam skuad.
Berikut ini, kami akan memberikan informasi menarik yang telah kami rangkum di FOOTBOLSTOCK.
Kecewa Dengan Pencapaian di Barcelona
Frenkie de Jong mengungkapkan kekecewaannya terhadap pencapaian yang diraihnya selama bermain di FC Barcelona. Bergabung dengan klub pada tahun 2019, ekspektasi de Jong sangat tinggi, terutama mengingat reputasi Barcelona sebagai salah satu raksasa sepak bola Eropa.
Namun, setelah empat musim, ia hanya berhasil mengoleksi sejumlah gelar domestik, termasuk satu La Liga, satu Piala Raja, dan satu Piala Super Spanyol. Dalam wawancara dengan Voetbal International, de Jong menyatakan, Saya tidak membayangkan memenangkan hanya tiga trofi setelah empat tahun. Saya mengharapkan setidaknya dua kali lipat dari itu, jadi ini sangat mengecewakan.
Kekecewaan de Jong semakin dalam ketika ia melihat performa Barcelona yang tidak konsisten, baik di tingkat domestik maupun Eropa. Keberhasilan dalam kompetisi internasional yang minim menjadi catatan buruk bagi sang gelandang. Mengingat Barcelona dikenal sebagai klub yang memiliki tradisi dan ambisi besar.
De Jong mencatat bahwa tim tidak dapat mencapai potensi optimalnya di tengah persaingan yang semakin ketat dalam sepak bola Eropa. Menciptakan frustrasi yang dirasakannya sebagai pemain, serta harapan fans yang menginginkan lebih dari tim kesayangan mereka.
Dengan kondisi ini, de Jong merasa bahwa ekspektasinya tidak sejalan dengan realitas yang dihadapi di lapangan. Kapan terakhir kali Barcelona meraih kesuksesan di kancah Eropa? Pertanyaan ini semakin menggelayuti pikiran de Jong seiring berjalannya waktu.
Ia juga menyampaikan bahwa keputusannya untuk tetap bertahan di klub akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk berkontribusi secara maksimal. Jika saya merasa tidak dapat menunjukkan kemampuan saya, saya tidak akan bertahan di sini, ungkapnya. Hal ini mencerminkan tekad dan kesadaran bahwa dalam dunia sepak bola, kesuksesan kolektif adalah ukuran utama dari prestasi individu.
Baca Juga: Ini Perjalanan Vietnam Menuju Final Piala AFF 2024
Masalah Cedera Frenkie de Jong
Frenkie de Jong menghadapi serangkaian masalah cedera yang signifikan selama kariernya bersama FC Barcelona, yang semakin menambah beban emosional dan mentalnya. Pada tahun 2024, de Jong menyebutkan bahwa ia menjalani tahun yang sangat sulit akibat masalah yang berkepanjangan pada area pergelangan kaki. Menghalangi kemampuannya untuk tampil secara konsisten di lapangan.
Cedera ini pertama kali terjadi pada awal musim 2023-2024 dan kembali terulang saat pertandingan El Clasico pada bulan April, memaksanya untuk absen selama enam bulan. Kondisi cedera ini tidak hanya memengaruhi waktu bermainnya. Tetapi juga menyebabkan de Jong mengalami trauma mental yang cukup dalam terkait dengan ketidakpastian masa depannya di klub.
Ia mengungkapkan bahwa kecemasan tersebut muncul setiap kali ia merasa nyeri atau tidak nyaman pada pergelangan kakinya, sehingga ia terus-menerus memantau kondisi fisiknya. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri. Karena pemain yang tidak dalam kondisi puncak akan kesulitan untuk bersaing memperebutkan tempat di skuad utama Barcelona.
Selama fase pemulihan, de Jong menjelaskan bahwa ia berusaha untuk tetap positif, meskipun kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya. Dia mulai kembali berlatih pada bulan Juni, namun harus berhati-hati agar tidak memperparah cedera tersebut, terutama ketika ia kembali memperkuat tim nasional Belanda.
Kesulitan yang dihadapinya dalam mengelola cedera menjadi penghalang besar, dan ditambah dengan tantangan skuad yang kompetitif di Barcelona. Saat ini ia berjuang untuk mendapatkan kembali tempatnya dalam tim dan menunjukkan kemampuan terbaiknya semua orang berharap untuk melihat.
Penilaian Terhadap Klub Barcelona
Frenkie de Jong secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya terhadap pencapaian kolektif yang diraihnya bersama FC Barcelona selama masa baktinya. Dalam wawancara, ia menyatakan bahwa ketika bergabung dengan klub pada tahun 2019. Ia tidak membayangkan akan meraih hanya satu gelar La Liga, satu Piala Raja, dan satu Piala Super Spanyol setelah empat tahun.
De Jong mengakui bahwa ia mengharapkan setidaknya dua kali lipat dari jumlah trofi tersebut. Sehingga kekecewaannya menjadi semakin mendalam ketika kenyataannya tidak sejalan dengan harapan pribadi dan ambisinya. Penilaian de Jong terhadap ketika kabar buruk yang menimpa Barcelona sebagai klub. Terutama dalam hal performa di lapangan, juga muncul dalam pernyataannya.
Ia mencermati bahwa timnya tidak dapat bersaing pada level tertinggi baik di kompetisi domestik maupun Eropa. Hal ini berdampak besar pada motivasi dan kinerjanya sebagai pemain. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai potensi perbaikan dan apakah Barcelona masih dapat kembali ke jalur kesuksesan yang diharapkan oleh banyak orang, termasuk dirinya sendiri.
Kontrak dan Masa Depan
Frenkie de Jong masih memiliki sisa waktu satu setengah tahun pada kontraknya di Barcelona, yang berlangsung hingga tahun 2026. Namun, dengan ketidakpastian mengenai masa depannya, ia menolak berkomentar banyak tentang kemungkinan perpanjangan kontrak. Saya mendengar rumor di media, tapi bagi saya, ini bukan prioritas sekarang. Biarkan saya mulai bermain lagi, lalu kita lihat apa yang direncanakan klub.
Berita terbaru menyebutkan bahwa Barcelona mungkin akan menawarkan perpanjangan kontrak dengan pengurangan gaji yang signifikan. Hal ini akan menjadi pertimbangan penting bagi De Jong. Harus memilih antara kenyamanan finansial dan kesempatan untuk bermain di level tertinggi.
Kesimpulan
Kecewa yang dirasakan Frenkie de Jong dengan kariernya di Barcelona merupakan cerminan dari kompleksitas emosi yang dialami oleh atlet profesional. Tantangan berupa cedera, ekspektasi tinggi, dan kebutuhan untuk berkompetisi menjadi pondasi dari kata-kata De Jong.
Masa depannya tergantung pada kemampuan untuk kembali ke performa terbaik di lapangan, serta keputusan yang harus diambil terhadap tawaran dari klub lain. Seiring berjalannya waktu, hanya waktu yang akan memberikan jawaban yang nyata mengenai masa depan De Jong, baik itu di Barcelona atau di klub lain.