Sidang Kasus Penipuan FIFA: Putusan Blatter dan Platini akan Segera Diumumkan

Mantan presiden FIFA Sepp Blatter dan legenda sepak bola Prancis Michel Platini akan hadir di sidang Swiss pada hari Selasa untuk mendengarkan apakah kasus yang mengakhiri karier mereka di dunia sepak bola akan berakhir dengan pembebasan mereka atau hukuman atas tuduhan korupsi.

Sidang Kasus Penipuan FIFA: Putusan Blatter dan Platini akan Segera Diumumkan

Pasangan tersebut, yang pernah menjadi salah satu tokoh paling berkuasa di dunia sepak bola dunia, akan muncul di Kamar Banding Luar Biasa Pengadilan Pidana Swiss 2½ tahun setelah mereka dibebaskan dari tuduhan penipuan. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi mengenai sepak bola menarik lainnya hanya klik FOOTBOLSTOCK.

tebak skor hadiah pulsa 100k  

Sidang Putusan Kasus FIFA

Mantan orang nomor satu di FIFA, Sepp Blatter, dan legenda sepak bola Prancis, Michel Platini, akan menghadapi hari penentuan dalam sidang di Swiss. Keduanya akan mendengar putusan terkait kasus yang telah merenggut karier mereka di dunia sepak bola. Apakah mereka akan dinyatakan tidak bersalah atau justru dihukum atas tuduhan korupsi yang menjerat?

Sidang ini menjadi babak baru setelah sebelumnya, pada tahun 2022, Blatter dan Platini sempat dibebaskan dari tuduhan penipuan. Namun, jaksa federal Swiss tidak terima dengan keputusan tersebut dan mengajukan banding, sehingga kasus ini kembali bergulir di pengadilan. Kini, setelah melalui serangkaian proses hukum, nasib keduanya akan ditentukan oleh Extraordinary Appeals Chamber Pengadilan Pidana Swiss.

Kasus ini bermula dari pembayaran yang dilakukan Blatter kepada Platini pada tahun 2011. Pembayaran sebesar 2 juta franc Swiss atau sekitar $2,27 juta itu disahkan oleh Blatter. Jaksa menduga pembayaran tersebut merupakan tindakan ilegal, namun Blatter dan Platini bersikeras bahwa uang itu adalah honor untuk pekerjaan konsultasi yang dilakukan Platini pada tahun 1998-2002. Mereka juga mengklaim bahwa FIFA saat itu sedang kesulitan keuangan sehingga pembayaran honor Platini ditangguhkan.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Skandal yang Menghancurkan Karier

Kasus yang mencuat pada tahun 2015 ini tidak hanya menyeret Blatter dan Platini ke pengadilan, tetapi juga menghancurkan karier keduanya. Platini, yang saat itu menjabat sebagai Presiden UEFA dan digadang-gadang sebagai calon kuat pengganti Blatter di FIFA, harus mengubur impiannya. Skandal ini membuatnya kehilangan kepercayaan dan dukungan dari berbagai pihak.

FIFA pun menjatuhkan sanksi kepada Blatter dan Platini berupa larangan beraktivitas di dunia sepak bola selama delapan tahun. Meskipun masa hukuman mereka kemudian dikurangi, namun tetap saja sanksi ini mengakhiri karier mereka sebagai tokoh penting dalam organisasi sepak bola. Blatter, yang telah memimpin FIFA selama 17 tahun, harus mengakhiri masa jabatannya dengan cara yang sangat memalukan.

Dakwaan yang diajukan jaksa menyebutkan bahwa Blatter dan Platini telah menipu staf FIFA terkait kewajiban pembayaran kepada Platini. Mereka dituduh membuat klaim palsu bahwa FIFA berutang kepada Platini sebesar 2 juta franc Swiss sebagai imbalan jasa konsultasi. Jaksa juga menuding keduanya berulang kali menyampaikan klaim tidak benar untuk menutupi penipuan ini.

Baca Juga: Virgil van Dijk Tentang Perebutan Gelar Liga Primer: Belum Ada yang Putuskan

Pembelaan Blatter dan Platini

Menghadapi tuduhan tersebut, Blatter dan Platini tetap bersikeras bahwa mereka tidak bersalah. Blatter, yang kini berusia 89 tahun, menyebut dirinya sebagai korban perburuan. Ia menegaskan bahwa selama menjabat sebagai Presiden FIFA, dirinya tidak pernah melakukan tindakan korupsi atau penipuan.

Platini juga membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Pria yang pernah tiga kali meraih gelar Pemain Terbaik Eropa ini mengatakan bahwa uang 2 juta franc Swiss itu adalah pembayaran gaji yang tertunda. Ia juga menyangkal adanya praktik korupsi atau penipuan dalam kasus ini.

Pengacara Platini, Dominic Nellen, bahkan menuding ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menjegal kliennya untuk menjadi Presiden FIFA. Nellen menyebut Platini sebagai kandidat terkuat pengganti Blatter pada tahun 2015, namun ada pihak yang ingin menyingkirkannya. Ia juga menuding adanya upaya sistematis untuk menghalangi Platini menduduki kursi kepresidenan FIFA.

Harapan dan Kekhawatiran

Sidang putusan ini menjadi momen yang sangat penting bagi Blatter dan Platini. Keduanya berharap pengadilan akan membebaskan mereka dari semua tuduhan dan memulihkan nama baik mereka. Namun, jaksa penuntut tetap menuntut hukuman 20 bulan penjara yang ditangguhkan selama dua tahun, serta penyitaan uang sebesar 2 juta franc Swiss.

Jika pengadilan memutuskan hukuman, Blatter dan Platini masih memiliki kesempatan untuk mengajukan banding ke Pengadilan Federal Swiss. Namun, proses hukum ini tentu akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Terlepas dari apa pun putusan pengadilan, kasus ini telah menjadi noda dalam sejarah sepak bola dunia dan merusak citra FIFA sebagai organisasi yang bersih dan profesional.

Setelah Blatter lengser, kursi Presiden FIFA akhirnya diduduki oleh Gianni Infantino. Infantino, yang sebelumnya bekerja untuk Platini di UEFA, terpilih menjadi Presiden FIFA karena Platini dilarang beraktivitas di dunia sepak bola. Namun, Infantino membantah bahwa dirinya terlibat dalam upaya menjatuhkan Platini. Ia mengklaim bahwa dirinya maju sebagai kandidat karena diminta oleh UEFA setelah mencuatnya kasus yang menjerat Platini. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik footbolstock.com.